~ MAN and CONSISTENCY ~

ini adalah RE-POST dari blog Friendster saya beberapa tahun lalu..

Kemarin ada seseorang bertanya pada saya; bagaimana topik "MAN AND CONSISTENCY" bisa nocturno jabarkan lewat film,?

Hmmm,, then im trying to answer that..

Mari awali dari film Batman Begins. Laki2 yg merasa harus menyelamatkan kotanya dr kejahatan. Simpel, ini adalah film Batman terbaik yg pernah dibuat (and this is one of my fave muvee indeed!!!). Sampai detik ini, Christopher Nolan kembali menarik jauh sesuatu yg sudah dimulai Tim Burton di film Batman. Dengan memberi interpretasi terbaik terhadap dark night. Mulai dr Christian Bale yg perfect sbg Bruce Wayne yg enigmatik,! Sampai Gotham City yg begitu nyata bangettt,! Gelap, misterius, dan mencekam… Sy paling suka saat momen di mana Bruce Wayne berdiri menghadap kelelawar dalam gua, itu adalah transformasi superhero terbaik yg pernah sy liat,!!! (masih ada yg punya posternya ga ya? bagi doong :D ).
Begitu jg Batman berdiri di puncak gedung. Begitu gagah. Sekaligus begitu kesepian. itulah batman. Seperti kelelawar yg kerap disalahpahami. Dianggap menyeramkan pdhl dayapandangnya kurang. Dan Nolan sang sutradara tau persis filosofi ini... GREAT.

Kemudian sy nonton Gie. Film lokal yg sudah menentang perdebatan sejak direncanakan. Sampai pemilihan Nicholas Saputra (he's my maannnnn :(( - sebagai Soe Hok Gie. Alasannya simpel, Nicholas bukan representasi Gie yg kurus, keras dan idealis! Menurut sy, karena ini adalah tentang keberanian. Kisah keberanian seorang pemuda yg lurus bertahan dgn pemikirannya. Keberanian seorang sutradara bernama RiriRiza dlm pilihan cara tuturnya. Berani krn Riri memilih mengambil jarak dgn sosok Gie. Memotretnya dlm sebuah keterasingan. Menjadikan buku harian sebagai kerangka tutur, hingga film ini seperti 'pieces' cerita ber-intelektulitas tinggii. Seperti tulisan Gie yg lurus ; "tidak perlu kawan atau lawan.. Nah, sy paling suka momen2 wkt RiriRiza berhasil menuturkan betapa pilihan jadi konsisten berarti keterasingan *sigh*. Ketika uluran tangan Gie tak disambut kekasihnya. Ketika ibunya sendiri berkata "Kamu kotor dan dekil, apa yg sbnrnya kamu lakukan?". Salah satu scene yg paling sy suka di film ini,! Selain itu, sy juga salut sama penata artistiknya,! Super duper keren abissss,!!! EDAN! Jakarta ‘60-an berhasil dihidupkan,!! Memakai kota yg lain pula,! Luarrr biasa.! Kalo piala citra wkt itu luput darinya, BETUL2 ADA YANG SALAH SAMA INDUSTRI PERFILMAN KITA...

Film terakhir yg sy coba share adalah War of The Worlds. (Hahahahahaha sy paling ingat waktu kelar nonton film ini sama Cucan , kami berdua cuma bisa DIAM,! Cucan said "film apa yg sebenarnya dibikin ama Stephen Spielberg ini, Maaaa'..?") ... Belakangan sy br bisa ngerti..

Ehm, ini adalah adaptasi novel ternyata. Kisah seorang ayah yg menyelamatkan anaknya kah ini? Atau apa? Ternyata untuk memahaminya sy berhasil memakai logika orang Amerika,! (at least jadi alumni Hubungan Internasional harus pinterlahhh.. hehhe).

Pertama tentang alien. Mentalitas Amerika sangat percaya sm yg namanya alien. Sampai ke tulang sumsum,!! Beda dengan "mental jin" yg Asia punya. Percaya pada hantu (that's why kita punya banyak pilem lokal 'hantu' yg judulnya aneh2 itu). Jadi Spielberg tak perlu lagi membangun logika lebih tajam tentang kenapa alien menembus bumi bagi penontonnya. Pernah dengar serangan Mars yg menggegerkan itu,? Ya, itu kuncinya,! ini bkn serangan alien. ini kepanikan akan serangan dari sesuatu yg takterduga. Spielberg menyodokkan itu dr kacamata para jelata. LOOK! Tidak ada rapat militer, peran negara atau politisi dlm menanggulangi serangan alien di sini. Tak seperti Independence Day misalnya,! Manusia digambarkan pontangpanting. Panik dan pengecut,!

Kalo ditanya scene terbaik apa.. Mungkin sy akan menjawab "saat reruntuhan pesawat yang menabrak rumah itu,!" it’s great indeed,! And im dying waktu ending cerita ditampilkan TANPA mengantar seorang pahlawanpun,!!! Gosh…Hebat! Ketika manusia hanya bisa bergantung pada keseimbangan alam..

Demikianlah apa yg bisa sy sampaikan melalui blog ini.

intinya, semuanya bercerita tentang Laki-Laki dan Apa yang Diperjuangkannya. Atau apa yang menjadi tanggungjawab dan apa yang seharusnya dia kejar. Man and Consistency. itu saja.

*gutten nicht*